Kompas, Sabtu, 18 Juni 2005
Dari kecil aku memang cerewet, aku suka ngomong kok,”kata Mushonnifun Faiz Sugihartanto yang kerap di sapa Faiz. Bocah berusia 11 tahun tersebut memang cerewet dan bawel. Namun kecerewetannya itu, menjadikan bocah yang tidak biasa. Ia pintar berceramah dan sangguo berbicara di depan banyak orang. Kepiawaiannya itu, sudah di kenal luas hingga ke luar negeri.
Bagaimana tidak, tepat tanggal 19 Juni 2005 dia akan berdakwah di depan tenaga kerja Indonesia di lapangan Victoria, Hong Kong.
Sang Ayah mengatakan, bahwa sejak kecil Faiz memang bawel. Anak sulung dari dua bersaudara tersebut, kerap mengomentari apa pun. Bahkan ketika sedang berbincang-bincang dengan seseorang, Faiz kerap datang dan menutup mulutnya. ”Kalau sudah begitu, dia yang ngomong, saya yang nggak boleh ngomong,”ujarnya tertawa.
Lalu ketika Faiz berusia enam tahun dan bisa membaca, ia sangat suka membaca, terutama majalah Bobo. Dia sanggup menghafal materi-materi di majalah Bobo ketimbang isi pelajarannya. ”Enggak tahu kenapa dia bisa menghafal isi Bobo dengan mudah, tapi kalau pelajaran kok sulit,”kata Ali.
Sampai-sampai, di sekolah pun, akhirnya Faiz dibimbing oleh kepala sekolahnya, untuk menyalurkan ”bakat” kecerewetannya seperti mendalang dan berpidato. ”Saya juga belajar mendalang”,ujar Faiz.
Karena kelebihannya itu, saat masih duduk di taman kanak-kanak kelas B besar, ia sering diminta untuk mengisi acara cerita untuk anak di radio TT 77 Kota Malang. Banyak cerita yang biasa saya bawakan saat itu,”katanya. ”Di antaranya Si Kancil yang Cerdik, Si Jambreng yang nakal, dan lain sebagainya.
Kepiawaiannya itu, membuat ia memenangi perlombaan pidato saat ia masih duduk di kelas dua SD, tepatnya di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) I Kota Malang. Perlombaan yang baru pertama kalinya dia ikuti itu, memberinya kemenangan juara pertama.
Kemenangan itu membuatnya sadar bahwa ia memiliki bakat sebagai ahli ceramah dan pidato. Ketika ditanya tentang cita-citanya kelak, dengan mimik jenaka yang selalu menghiasi wajahnya, ia menjawab,”Aku ingin seperti A’a Gym,”katanya.
Mengapa? Menurut pemahaman bocah kelas lima MIN itu, A’a Gym orangnya sopan tutur bahasnya halus, dan tutur katanya mudah dipahami. (HLN/BEE)
Jumat, September 12, 2008
Da’i Cilik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Comment, No Span, No Porn!