Oleh: Mushonnifun Faiz Sugihartanto
Seorang guru yang profesional, adalah guru yang mengabdikan hidupnya untuk menuangkan ilmu-ilmunya. Yang tak lari dari masalah, tapi menyeleseikannya. Hidupnya kokoh bagaikan akar pohon yang terus menembus kerasnya tanah. Demi mendapatkan makanan untuk dedaunan, dia terus menembus tanah agar semakin berdiri kokoh. Ibaratnya, dedaunan itu adalah anak didiknya. Saat daun itu menjadi sekuntum bunga, itulah saat anak didiknya dapat menunjukkan kemampuannya. Dan saat bunga itu tlah menjadi buah, itulah saat anak didiknya telah mencapai puncak prestasi dalam hidupnya. Kuatnya akar dalam mempertahankan berdirinya pohon itu saat diterpa angin seperti halnya kuatnya guru itu saat diterpa masalah dan cobaan dalam kehidupannya. Pohon itu tetap berusaha berdiri tegak, sama halnya seperti guru yang teatp berdiri tegak untuk tetap mencurahkan ilmu pada murid-muridnya. Akar juga tak memikirkan dirinya sendiri, ia rela berkorban agar pohon tercukupi ilmu-Nya. Sosok seperti itulah yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru. Ia tidak memikirkan dirinya sendiri, namun ia memikirkan bagaimana membuat anakn didiknya menjadi sukses.
Ketika guru telah telah menjadi orang yang sukses -- sukses dalam menafkahi dirnya, sukses dalam mencetak generasi penerus bangsa-- seharusnya ia menjadi seperti lampu. Lampu yang terus menerangi sekitarnya tanpa henti, ia terus memprtahankannya, walaupun kawatnya panas, namun lampu tak kenal menyerah, ia terus bertahan, sampai akhirnya ia benar-benar tidak mampu. Seperti itulah, disaat orang sukses, yang paling sulit adalah mempertahankannya. Ibarat lampu yang memberi manfaat, itulah sosok guru yang diimpikan. Ibarat lampu yang menerangi sekitarnya dengan cahayanya, itulak sosok guru yang menerangi muridnya dengan ilmu yang dimilikinya. Ibarat lampu yang terus menerus menyala, itulah sosok guru teladan, yang terus memberi manfaat dengan menerangi melalui ilmunya tanpa henti dan tak kenal lelah, sampai pada suatu saat lampu itu telah putus, itulah sosok guru yang tak pernah lelah mencurahkan ilmunya hingga akhir hayatnya.
Sosok guru idaman bagaikan lebah. Lebah adalah pekerja keras, sosok idaman guru. Lebah tidak egois tidak mementingkan dirinya. Dan ketika ia mengambil madu dari bunga-bunga itu, ia membawa serta serbuk-serbuk sari yang tertempel di kakinya, kemudian ia beralih ke bunga yang lain, sebagai malaikat penolong bunga itu, ia tempelkan serbuk sari ke setiap bunga yang dihampirinya, sehingga karena dibuahi, bunga tersebut akhirnya berevolusi menjadi buah, yang dapat dimanfaatkan oleh makhluk disekitarnya. Sosok guru yang seperti Lebah, yang menganggap murid-muridnya sekuntum bunga. Ibarat beralih dari satu bunga ke bunga yang lain, adalah beralih dari satu murid ke murid yang lain untuk memberikan perhatiannya. Ibarat mendapat mendapat madu dari bunga, adalah mendapat imbalan dari muridnya yang tak seberapa, namun jasanya sangat besar saat sang lebah memberikan serbuk-serbuk sari yang tertempel di kakinya kepada sang bunga, sehingga bunga itu dapat berbuah, sama dengan seorang guru, yang mendapat imbalan tak seberapa, namun ia menjadi salah satu aktor penting kesuksesan muridnya. Ia menaburkan serbuk-serbuk ilmu yang ia punyai agar ilmunya nanti dapat berbuah kesuksesan. Dan pada saat buah itu dimanfaatkan oleh makhluk disekitarnya, itulah saat murid-murid seorang guru berada dalam puncak kesuksesannya, dan saat ia memberi manfaat serta mengamalkan apa yang telah dipelajarinya kepada gurunya, memang benar kata pepatah, bahwa seorang guru yang terus mengamalkan ilmunya sampai akhir hayatnya, maka ilmunya itu tak akan pernah habis digerogoti waktu dan usianya. Namun justru dengan smakin diamakan, maka akan semakin ingat bahkan bertambah. Dan saat guru telah tiada, ilmu-ilmu yang diamalkannya tetap ada bahkan telah berkembang. Namanya akan dikenal dan harum dikalangan orang-orang yang pernah terciprat akan getah jasanya.....
Sebenarnya masih banyak sosok guru yang profesional yang diimpikan oleh generasi penerus bangsa. Namun mungkin hanya sekian yang dapat terukir dari banyaknya kriteria tersebut. Terima Kasih.....
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Comment, No Span, No Porn!