Radar Malang, 10 September 2003
Malang-Dua kubu hewan yakni kelompok singa dan gajah hidupnya tidak pernah rukun. Di antara keduanya selalu terjadi perselisihan setiap harinya.
Kelompok singa yang merajai hutan, selalu merasa lebih kuat dan tidak pernah mau kalah. Bahkan pendapat dari warga hutan yang lain tidak pernah digubrisnya. Akhirnya, suasana hutan pun layaknya negeri yang sedang dilanda perang, selalu ada kekerasan dan pembunuhan.
Sampai akhirnya, Sang Singa dan kawan-kawan terjerumus ke dalam jurang. Apakah gajah dan kawan-kawannya bersorak melihat kejadian itu? Ternyata tidak, bahkan dengan relanya gajah menolong kelompok yang selalu mengajak bermusuhan tadi.
Sekelumt cerita itu, merupakan penggalan lakon wayang yag dibawakan dalang cilik Mushonnifun Faiz saat pra puncak acara HUT tiga windu MIN I Malang kemarin. Dengan lucunya, siswa kelas empat tersebut membawakan tokoh-tokoh wayang yang juga berbentuk hewan. Mangkane tho, urip iku musti rukun, ojo crah wae, Sebab rukun iku agawe santosa, kang crah agawe bubrah. (Makannya, hidup itu harus rukun, jangan bertengkar, sebab rukun itu membawa kesejahteraan sebaliknya bertengkar membawa keruntuhan),”kata sang dalang mengakhiri cerita. (nen)
Jumat, September 12, 2008
BERSATU LEWAT WAYANG
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Comment, No Span, No Porn!