Judul : Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan
Penulis : Salim Akhukum Fillah
Penerbit : Pro-U Media
Cetakan : XII, Nopember 2007
Tebal : 252
Oleh : Mushonnifun Faiz Sugihartanto
Sebuah pepatah mengatakan, “Cinta adalah Fitrah Manusia”. Temanku bahkan mengatakan, “Hidup adalah sebuah pencarian cinta sejati”. Kita dapat melihat, seakan tiada kehidupan tanpa kisah percintaan. Kehidupan ini bagaikan Sup. Segala macam peristiwa kan tertampung di dalam sup tersebut. Ibarat sayuran, itulah peristiwa tersebut. Namun, sup tak akan enak rasanya, apabila tak ada bumbunya. Nah, Cinta itulah bumbunya. Seakan, akan hambar rasanya apabila tiada cinta yang menghiasi hidup ini.
Itulah, sekilas tentang dahsyatnya cinta dalam kehidupan yang dijelaskan Salim Akhukum Fillah dalam bukunya Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan. Zaman sekarang, kata “Pacaran”, sering diartikan sebagai sesuatu yang negatif, yaitu suatu tindakan menuju ke hal yang berujung kemaksiatan. Namun, inilah kehebatan Salim Akhukum Fillah. Di mana beliau, tidak mengartikan pacaran sebagai kemaksiatan. Namun, beliau ingin mengubah pandangan masyarakat, bahwa pacaran adalah suatu ibadah... yang penuh kenikmatan untuk menggapai Surga-Nya.
Dengan menarik Salim menjelaskan tentang kekuatan cinta melalui kalimat khasnya “Cinta dapat menjadikan pengecut sebagai pemberani, yang bakhil jadi penderma, si bodoh jadi pintar, memfasihkan lidah, mempertajam pena para pengarang, menguatkan si lemah, mencerdaskan serta mendatangkan kegembiraan jiwa dan perasaan. Luar biasa, sebuah permainan kata yang dapat menerbangkan hati pembaca ke alam cinta.
Di buku ini pun Salim A.Fillah pun menjelaskan, bahwa sesungguhnya kenikmatan terbesar saat pacaran adalah saat diniatkan sebagai ibadah. Kita pun melihat, banyak sekarang orang yang pacaran. Alih-alih katanya bisa menjaga diri dan untuk motivasi katanya. Eh, akhirnya malah saling bersentuhan, berpelukan, dan akhirnya malah bercumbu. Na’udzu billah. Padahal, andai sayap pernikahan menyertainya, sungguh, bukan termasuk perbuatan zina, namun justru bernilai ibadah. Subhanallah!
Buku ini tertata secara apik terbagi dalam tiga bagian. Bagian pertama adalah Sup Kaldu yang Bumbunya Dimakan Dulu. Kias di sini dimaksudkan sebagai perumpamaan atas ketergesaan menikmati masa-masa indah dalam hubungan dua insan sebelum dihalalkan. Tak hanya berakibat dosa, namun siksa Allah akan menanti di akhirat. Bagian ini berisikan tentang saat di mana masa remaja itu telah datang, kemudian saat cinta telah hadir dalam diri kita semua.
Bagian kedua adalah Indahnya Menahan, Saat ‘Berbuka’ Penuh Kejutan. Bagian ini berisikan akan banyak keterkejutan yang terjadi manakala kita berhasil puasa syahwat. Saat kita sedang mencintai seseorang, hendaknya kita menundukkan pandangan darinya. Pada bagian inilah, Salim A. Fillah makin memperkuat pernyataannya dengan kisah cinta para ulama’ islam dan para Nabi. Kemudian, pengarang juga mencantumkan kiat-kiat secara islami dalam menant datangnya pernikahan. Pertama dzikrullah. Kedua berpuasa apabila belum berkesanggupan ba’ah. Ba’ah di sini maksudnya adalah rumah. Di contohkan Fatimah & Ali ra. Di awal mereka menikah, Ali telah mempunyai rumah, tapi statusnya masih hutag, maka mereka pun berpuasa. Puasa di sini adalah maksudnya untuk benteng diri kita. Ketiga, menggapai pertolongan dengan sabar dan shalat. Keempat, Mengaji. Dan yang kelima adalah Menyibukkan diri dengan aktifitas Surgawi.
Bagian ketiga, adalah Dan Cicipan Surga Itupun menjadi Shadaqah yang berpahala. Inilah bagian akhir buku. Intinya, adalah Cara melakukan pernikahan secara islami. Tiga tahapan yang dijelaskan di sini, pertama Ta’aruf (perkenalan), Kedua Kitbah (Melamar), dan yang ketiga adalah Pernikahan. Dan inilah saat-saat paling indah. Di mana seseorang yang telah lulus dalam puasa syahwatnya, maka Allah menghadiahkan kepadanya skenario pernikahan yang indah, membuat tergugah lagi barokah.
Sekali-lagi benar-benar memukau bagian ketiga ini. Di mana pengarang, mencantumkan tips-tips kemesraan yang disertai dengan cerita uswah Rasulullah SAW. Di awali dengan do’a-do’a saat awal pernikahan. Kemudian di bab selanjutnya, kisah kemesraan Rasulullah kepada istri-istrinya. Mulai dari bai-bait cinta Rasulullah, kala beliau makan, mandi bahkan sampai maut menjemput. Kemudian saat Rasulullah mencubit istrinya, memijit hidungnya, sampai mencumbunya. Subhanallah! Begitu romantisnya beliau.
Dan buku ini diakhiri dengan catatan agar kita mengikrarkan bersamanya agar tetap di jalan-Nya utuk menggapai Surga-Nya. Luar biasa. Di mana di sini kita di ajak, untuk membangun kemesraan dengan ibadah kepada-Nya. Jadikanlah istrimu sebagai inspirasi Surgawi.
Buku ini disusun secara luar biasa. Di mana mengandung kekuatan yang akan mampu mengubah kemaksiatan menjadi kesucian. Mampu membuat kita menanti janji-janji Ar-Rahman. Mampu membawa kita ke dalam indahnya pernikahan. Serta membuat kita terinspirasi akan surga yang penuh kenikmatan.
Walau mungkin buku ini masih ada kekuarangan, yaitu kurangnya gambar-gambar pendukung sebagai selingan, namun berjuta bait-bait Cinta tersusun dengan rapinya, sehingga mampu menutupi kekurangan bahkan menjadi kelebihan dari buku ini. Walau mungkin banyak lagu-lagu nasyid yang kurang dikenal, akan lebih indah apabila lagu-lagunya di sesuaikan dengan tren jaman sekarang.
Minggu, November 02, 2008
Ketika Pacaran dihalalkan...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Comment, No Span, No Porn!