Alhamdulillah, akhirnya setelah menanti beberapa waktu, Senin kemarin, aku sudah menonton film Laskar Pelangi. Aku ucapin terima kasih kepada beberapa temen satu kelas yang udah nemenin aku. Untuk Eka, Nita, Dhara, Irsan, Habib n Vita, trims sudah mau nonton bareng. Sebuah film yang luar biasa, aku pun tertawa di awalnya, namun di akhir film tersebut, ribuan tetes air mataku tak terbendung lagi...
Sebuah film yang membuatku tergugah. Lihatlah, sebuah bangunan tua yang reot, jelek, tua, bahkan menjadi kandang kambing.... di malam harinya. Namun, Subhanallah! Di dalam bangunan itulah Laskar Pelangi mereguk kenikmatan ilmu-ilmuNya. Semangat yang luar biasa, hingga mengantarkan mereka ke jenjang tertinggi kesuksesan. Alangkah naifnya kita semua. Dengan sesuatu yang serba terbatas, salah satu putera lulusannya, Ikal, telah membuktikan, bahwa alam yang mendidiknya, ternyata ia dapat terbang menggapai Sorbonne. Alangkah Naifnya apabila kita dengan fasilitas yang begitu memadai, namun kita justru menyia-nyiakannya.
Bu Muslimah, seorang karakter yang kuat. Yang memilki kekuatan tekad untuk mendidik anak-anaknya. Sehingga anak-anaknya menjadi seorang yang luar biasa. Benarlah kata Pak Harfan. Seorang guru lagi di SD Muhammadiyah Belitong. Sekolah ini tak akan ditutup sampai kapanpun. Sebab sekolah ini, tidak hanya melakukan pendekatan secara materi. Namun juga melakukan pendekatan secara hati. Saat Pak Harfan meninggal pun, ia dalam kondisi setelah mencurahkan ilmunya pada anak didiknya. Subhanallah! Seakan ia tersenyum tenang karena Suara berlian dan emas yang bergantunga di surga telah terdengarnya.
Aku pun tergugah saat melihat semangat belajar Lintang yang luar biasa tinggi. Di mana siang dan malam seakan cintanya hanya dicurahkan untuk mereguk kenikmatan bersama buku-bukunya. Bahkan, kecerdasannya pun di atas rata-rata. Aku pun kembali menangis saat melihat Lintang, seorang yang memiliki potensi luar biasa, justru harus bekerja keras menafkahi adiknya. Karena ayahnya telah menghadap Yang Kuasa. Ah, air mataku semakin deras, kala kuingat kedua orang tuaku. Begitu besar nikmat Allah yang diberikan kepadaku.
Bahkan ia sejak kecil ia telah ditinggal oleh ibunda tercintanya. Saat ia sedang menggapai cita-citanya, ia justru ditinggal Ayahnya. Sementara aku? Aku.... Begitu banyak kenikmatan yang diberikan kepadaku. Sejak kecil aku telah bersama kedua orang tuaku... Sampai sekarang pun mereka masih terus bersamaku. Aneka fasilitas dipenuhinya untuk memintarkan aku. Namun ah,,, aku ingat... aku ingat... terkadang, fasilitas itu malah membutakan kedua mataku,, terkadang dengan fasilitas itu aku justru memanfaatkan tuk menusuk hati orang tuaku. Alangkah bodohnya aku. Alangkah kotornya diriku. Sementara Lintang, dengan keterbatasannya ia mampu membanggakan kedua orang tuanya, dengan kemiskinannya, ia mampu membuat kaya hati orang tuanya. Dengan keterbatasan buku yang dimilikinya, tak kenal untuk usia berapa buku tersebut, namun ia pun menguasainya...
Dan inilah tokoh utama dalam film ini. Ikal, yah. Tidak terlalu menonjol memang. Namun inilah kelebihannya. Di mana ia mampu mengambil smua hal-hal yang baik pada teman-temannya. Kerja keras dan pantang menyerah dalam menggapai mimpinya agar menjadi sukses, akhirnya membuahkan hasil. Sebuah kenang-kenangan dari A Ling, yang menggambarkan Sorbonne, Perancis Tmenjadi motivasi tersendiri baginya untuk menuntut ilmu di negeri tersebut. Akhirnya sampailah ia pada mimpinya tersebut, University Paris de Sorbonne. Subhanallah, alangkah indahnya masa tersebut. Alangkah luar biasanya. Di mana secara akal, tak mungkin anak kampungan seperti itu dapat menginjakkan kakinya di almamater Sorbonne. Namun dengan sekali ucap Kun Fayakun, maka jadilah ia seorang yang benar-benar sukses.
Tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Lihatlah. Laskar Pelangi telah menunjukkan, bahwa generasi emas bangsa tidak hanya pada orang kota saja. Tidak hanya pada orang kaya saja. Namun justru terlahir dari anak-anak desa. Sungguh luar biasa alam yang keras dalam mendidik anak-anak bangsanya. Laskar Pelangi telah membuktikkan, bahwa Alam ternyata guru dari segala guru. Dalam kelanjutannya nanti, Arai, seorang teman Ikal berkata, "Bermimpilah! Maka Tuhan Akan Menggapai Mimpi-Mimpimu!".
Selasa, Oktober 14, 2008
Laskar Pelangi: Sebuah Film Fenomenal nan Menggugah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 comments:
assalamualaikum warahmatullah..
Berdasarkan review saudara, filem ini begitu menarik dan indah.i wish it will be air in Malaysia sooner..
wassalam
^^ bener..! film nya luar biasaa..!!!! kereen..!! ^_^
Posting Komentar
Silahkan Comment, No Span, No Porn!